contoh makalah laju reaksi


Laporan Hasil Pengamatan Laju Reaksi




           Nama   : Fernanda Hartoyo

Kelas    : XI IPA 1


SMA Negeri 1 Terbanggi Besar
                               Lampung Tengah
Lampung
2016



Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah dan puji syukur kehadirat Allah SWT kami ucapkan atas selesainya Laporan yang berjudul “Pengamatan laju reaksi”. Karena ridho dan rahmat serta petunjuk dari-Nya laporan ini dapat diselesaikan.
            Laporan ini disusun sebagai hasil laporan dari pengamatan saya yang dilaksanakan di laboratorium secara kelompok. Harapan saya, laporan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan kami juga berharap laporan ini dapat mempermudah dalam mempelajari apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Akhirnya, seperti pepatah “Tiada gading yang tak retak” saya mengharapkan saran dan kritik dari para bapak guru karena kesempurnaan hanya milik Allah semata dan apabila ada kesalahan baik dalam penggunaan kata maupun pengetikan kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun.

Lampung Tengah, 25 Oktober 2016





Penyusun






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. 2         
Daftar Isi………………………………………………………………………………….... 3         
BAB I PENDAHULAN…………………………………………………………………....            4         
    1.1. Judul ………………………………………………………………………………...            4         
    1.2. Tanggal Percobaan………………………………………………………………….  4         
    1.3. Latar Belakang………………………………………………………………………            4         
    1.4. Tujuan Percobaan……………………………………………………………………4         
BAB II DASAR TEORI……………………………………………………………………            5         
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………....           10       
    3.1. Luas Permukaan……………………………………………………………………. 10       
    3.2. Konsentrasi…………………………………………………………………………. 10       
    3.3. Suhu………………………………………………………………………………… 11       
    3.4. Katalis………………………………………………………………………………. 12
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN……………………………….           13
    4.1. Hasil Pengamatan.…………………………………………………………………   13
    4.2. Pembahasan………………………………………………………………………….14
BAB V PENUTUP……………………………………………………………………..      16
    5.1. Kesimpulan…………………………………………………………………………. 16
    5.2. Saran……………………………………………………………………....................16       
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….17      








1.1. Judul Percobaan
Laju Reaksi

1.2. Tanggal Percobaan
22 OKTOBER 2016

1.3. Latar belakang
Laju menyatakan seberapa cepat atau seberapa lambat suatu proses berlangsung. Laju juga menyatakan besarnya perubahan yang terjadi dalam satu satua waktu. Satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun.
Reaksi kimia adalah proses perubahan zat pereaksi menjadi produk. Seiring dengan bertambahnya waktu reaksi, maka jumlah zat peraksi semakin sedikit, sedangkan produk semakin banyak. Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya pereaksi atau laju terbentuknya produk.
1.4. Tujuan Percobaan
menyelidiki faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi


BAB II
DASAR TEORI

LAJU REAKSI

Laju reaksi menyatakan laju berkurangnya jumlah reaktan atau laju bertambahnya jumlahproduk dalam satuan waktu. Satuan jumlah zat bermacam- macam, misalnya gram, mol, ataukonsentrasi. Sedangkan satuan waktu digunakan detik, menit, jam, hari, ataupun tahun. Dalamreaksi kimia banyak digunakan zat kimia yang berupa larutan atau berupa gas dalam keadaantertutup, sehingga dalam laju reaksi digunakan satuan konsentrasi (molaritas).

Reaksi = A + B à C,  dapat diartikan

a.         Berkurannya konsentrasi A dan B tiap satuan waktu.
Bertambahnya konsentrasi C tiap satuan waktu

Dalam reaksi kimia terdapat perbedaan laju reaksi antara reaksi yang satu dengan reaksi yang lain. Misalnya ketika kita membakar kertas, reaksi berlangsung begitu cepat sedangkan reaksi pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang sangat lama. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa reaksi kimia memiliki laju reaksi yang berbeda.
Dalam ilmu kimia laju reaksi kimia dipelajari dalam kinetika kimia. Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang laju reaksi kimia, bagaimana cara menghitung laju suatu reaksi kimia dan berbagai hal yang mempengaruhinya.
Cepat lambatnya suatu reaksi kimia yang berlangsung disebut laju reaksi. Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau produk per satuan waktu. Konsentrasi biasanya dinyatakan dalam mol per liter, tetapi untuk reaksi fase gas, satuan konsentrasi dapat diganti dengan satuan tekanan seperti atmosfer, millimeter merkurium, atau pascal. Satuan waktu yang digunakan dapat berupa detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun bergantung pada reaksi tersebut berjalan cepat atau lambat.
           
Laju reaksi = Perubahan konsentrasi
Satuan waktu

Untuk mengukur laju reaksi, perlu dilakukan analisis secara langsung maupun tak langsung tak langsung banyaknya, produk yang terbentuk atau banyaknya reaksi yang tersisa setelah penggal waktu tertentu.
Contoh :
2 NO2 (g)              N2 (g) + O2 (g)
Laju reaksi kimia dapat dinyatakan sebagai laju penguraian konsentrasi molar NO2 atau Laju pertambahan konsentrasi molar N2 dan O2.  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMv_bY0ePG7-1-O7dR7FwbxmhwmIP8E0vgncFR-GX3wBZFE2xmXasGiwlgAdp8rj5RtnwBNkQsjpZoC6BlRLHU-IhGY6BvHGyzLHGBQ3xSs-tlR1LUOVLkE_LcEKr7iNAvWHPR45pzUuI/s1600/1.png
Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukan O2 adalah setengah dari laju pengurangan NO2, yaitu :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5FWv47038JeNT19Gwb2WwI0QDDINzRtLVVW1CJ6bhQH8GNhENOvKiBR3TzEMYo1t7SsX31PKucBP2xA5XQxlNq0YaA0cbDTGPuG_Dmr33XD2-nEbFsuudU1RHnFQXRvR5nLnfFnTOgSQ/s1600/2.png

Ada beberapa cara menentukan laju reaksi, salah satunya itu ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan mengukur konsentrasi salah satu reaksi salah satu produk pada selang waktu yang berlangsung lambat ini dapat ditentukan dengan cara mengeluarkan sampel dari campuran reaksi lalu menganalisanya dengan contoh sebagai berikut :
CH3 COOHs + HO               CH2 COOH + C2H5OH
(Etil asesat)      (Air)                (Asam Asesat)     (Etanol)

Reaksi tersebut sangat lambat berlangsungnya sehingga konsentrasi asam asetat yang dihasilkan dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suau larutan asam basa.
Cara yang lebih umum adalah dengan menggunakan suatu alat yang dapat menunjukkan secara kontinu suatu perubahan yang menyertai reaksi. Untuk reaksi gas yang disertai perubahan mol, alat dirancang dapat mengukur perubahan bahan tekanan gas, contohnya sebagai berikut :
2NaO5 (g)  4NO2 (g) + O2
Reaksi tersebut disertai pertambahan jumlah mol gas yang menyebabkan pertambahan tekanan yang dapat dibaca dengan mometer semakin banyak N2O5 yang terurai semakin besar tekanannya, jika reaksi berlangsung pada volume dan suhu yang tetap maka pertambahan tekanan dapat dikatakan dengan tambahan mol dengan demikian laju penguraian NaOdapat ditentukan.

PERSAMAAN LAJU REAKSI
Pada reaksi: mA + nB à C,
Persamaan  laju reaksi dapat dinyatakan dengan

v = k [A]m [B]n

v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi/molaritas
A[B] = konsentrasi/molari tas
Bm = orde/tingkat reaksi terhadap
An = orde/tingkat reaksi terhadap
Bm + n = orde reaksi total

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi:

1.         Konsentrasi
Makin pekat suatu larutan atau makin besar konsentrasi larutan, maka jumlah partikel zat terlarut semakin banyak. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga  partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.Semakin banyak tumbukan, maka reaksi berlangsung lebih cepat. Untuk beberapa reaksi, laju reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan matematik yang dikenal dengan hukum laju reaksi atau reaksi dinamakan orde reaksi. Menentukan orde reaksi dari suatu reaksi kimia pada prinsipnya menentukan seberapa besar pengaruh perubahan konsentrasi pereaksi terhadap laju reaksi.

2.         Suhu / Temperatur
Laju reaksi bertambah dengan naiknya suhu. Sebagai perkiraan kasar, sebagai perkiraan besar, sebagai reaksi berlangsung dengan suhu ruangan maka laju reaksi akan berlipat ganda setiap kenaikan 100C.
Perkiraan  ini bukan keadaan yang mutlak dan tidak bisa diterapkan pada seluruh reaksi. Bahkan bila pun mendekati benar, laju reaksi akan berlipat ganda setiap 90C atau 110C atau setiap suhu tertentu. Angka dari derajat suhu yang diperlukan untuk melipat gandakan laju reaksi akan berubah secara bertahap seiring dengan meningkatnya suhu.
Beberapa reaksi pada hakikatnya sangat cepat, sebagai contoh reaksi perpanasan melibatkan ion yang terlarut menjadi zat padat yang tidak larut, atau reaksi ion hidrogen dengan asam dan ion hidroksi dari Alkali didalam larutan, sehingga memanaskan salah satu dari contoh ini tidak memperoleh perbedaan laju reaksi yang baik di laboratorium maupun industri akan berlangsung lebih cepat apabila di panaskan

 Menaikkan suhu reaksi berarti menambah energi yang diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul bertambah besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tumbukan akan lebih sering terjadi, laju reaksi makin tinggi.  Suhu atau temperatur ternyata juga memperbesar energi potensial suatu zat.
Zat-zat yang energi potensialnya kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi potensial, sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan reaksi.
Secara kuantitatif dapat dituliskan sebagai berikut:

V2 = 2∆T/10 . V1
t2 = (1/2)∆T/10 . t1

3.         Luas permukaan bidang sentuh
Untuk campuran yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran atau disebut bidang sentuh. Jika luas permukaan bidang sentuh zat makin besar maka kemampuan bersentuhan akan lebih banyak, sehingga tumbukan akan sering terjadi dan laju reaksi makin meningkat. Semakin halus ukuran kepingan zat padat, semakin luas permukaannya.

4.         Katalis / Katalisator
Katalis adalah zat yang mempercepat laju reaksi dan dianggap tidak terlibat dalam reaksi karena diawal dan diakhir reaksi katalis diperoleh kembali denagn jumlah yang tetap. Sebenarnya secara mekanisme reaksi, katalis terlibat didalam  reaksi yaitu dengan membentuk senyawa antara (senyawa intermediet) yang energi aktifasinya lebih rendah, sehingga laju reaksinya semakin cepat. Katalis dibagi 2 yaitu : 
Katalis Positif.
Katalis positif berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi pengaktifan, katalis positif disebut juga katalisator.
  Katalis Negatif
Katalis negatif berfungsi untuk memperkuat laju reaksi. Katalis negatif disebut juga inhibator.

Adapun Jenis-jenis katalis yaitu :
  Katalis homogen
Wujud katalis homogen ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi ke bentuk semula.
  Katalis Heterogen
Wujud katalis homogen ini berbeda dari wujud pereaksi. Jenis katalis ini umumnya berupa logam-logam dan bereaksi yang dipercepat adalah reaksi gas-gas katalis ini tidak ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi permukaan yaitu permukaan logam menyerap molekul-molekul udara hingga apabila dua molekul  gas yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah bereaksi katalis ini kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.
  Katalis biokimia
Katalis biokimia ini berfungsi untuk mempercepat reaksi-reaksi yang terjadi pada makhluk hidup. Katalis ini berupa enzim-enzim.

Dalam laju reaksi terdapat pula teori tumbukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antara partikel pereaksi. Akan tetapi tidaklah setiap tumbukan antara partikel menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukkan antar partikel yang memiliki energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat. Sehingga dapat dikatakan bahwa laju reaksi dapat bergantung pada 3 hal, yaitu:
        Frekuensi Tumbukan
        Fraksi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup
        Fraksi partikel dengan energi cukup yang tumbuhannya dengan arah yang tepat.

Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut dengan tumbukan efektif, energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif yang disebut juga energi pengaktifan untuk memahami arti dari energi pengaktifan perlu diperhatikan pelan-pelan benda yang ada di sekitar kita yang dapat terbakar.

Adapun persamaan laju reaksi dan orde reaksi yaitu sebagai berikut:
mA + nB                 pC = qD

Kesamaan reaksi dari reaksi yang menggunakan katalis dapat ditentukan dari tahap reaksi
yang berjalan lambat (disebut rade ditermind step atau tahap pembentukan reaksi). Yaitu : laju reaksi = hasil kali konsentrasi pereaksi pangkat koefisien masing-masing.

V = k [A]n[B]n
Dengan ketetapan rumus :
-  K              :   Ketetapan Jenis Reaksi
-  X              :   Orde Reaksi terhadap pereaksi A
-  Y              :   Orde reaksi terhadap pereaksi B
-  m,n,p,q     :   Koefisien masing-masing zat yang terlihat dalam reaksi

Ketetapan jenis reaksi (K) adalah salah satu tetapan yang harganya bergantung pada jenis pereaksi dan suhu., setiap reaksi mempunyai harga K tertentu pada suhu tertentu. Harga K berubah jika suhu berubah, kenaikan suhu dan katalisator umumnya dan memperbesar harga K.
BAB III
PROSEDUR PENGAMATAN
(ALAT/BAHAN DAN CARA KERJA)
3.1. LUAS PERMUKAAN
No.
Alat / Bahan
Jumlah
1.
Labu Erlenmeyer
2
2.
Balon
2
3.
Pengukur waktu
1
4.
Gelas ukur 25 Ml
1
5.
HCL 1 M
40 mL
6.
Batu Pualam kepingan
1 gram
7.
Batu Pualam serbuk
1 gram
 Cara Kerja :
a.       Masukkan 20 mL HCL 1 M ke dalam Erlenmeyer 50 mL.
b.      Mengisi balon dengan 0,5 gram batu pualam (CaCO3) kepingan dan memasang balon itu pada Erlenmeyer yang sebelumnya telah diisi 20 mL HCL 1 M.
c.       Mereaksikan HCL dan batu dengan cara menjatuhkan batu pualam ke dalam larutan HCL. Menghidupkan pengukur waktu pada saat memasukkan batu pualam ke dalam HCL dan mematikan pengukur waktu saat balon berdiri tegak.
d.      Catat hasil pengamatan dalam table pengamatan.
e.       Ulangi langkah a-d dengan batu pualam yang berbentuk serbuk.
3.2. KONSENTRASI
No.
Alat / Bahan
Jumlah
1.
Labu Erlenmeyer
2
2.
Balon
2
3.
Pengukur Waktu
1
4.
Gelas ukur 25 mL
1
5.
HCL 1 M
20 mL
6.
HCL 2 M
20 mL
7.
Batu pualam serbuk/mg
1 gram
       Cara Kerja :
a.       Isikan 1 gram butiran CaCO3 ke dalam balon karet.
b.      Isi labu Erlenmeyer dengan larutan HCL 1 M sebanyak 20 mL.
c.       Pasang balon karet pada mulut labu Erlenmeyer yang telah diisi denagn HCL 0,5 M. (Jangan sampai butiran CaCO3 terjatuh ke dalam HCL)
d.      Jatuhkan butiran CaCO3 ke dalam asam asetat dan pada saat butiran pualam tepat jatuh ke dalam asam asetat dan pada saat butiran pualam tepat jatuh ke dalam asam asetat, tekan stopwatch. Hentikan stopwatch tepat ketika CaCO3 hbais bereaksi dengan HCL. Catat waktunya sebagai hasil pengamatan.
e.       Ulangi langkah a-d dengan mengganti HCL 1 M dengan menggunakan HCL 2M.
f.       Sajikan data hasil pengamatan dari percobaan yang telah kalian lakukan.
3.3. SUHU
No.
Alat / Bahan
Jumlah
1.
Kertas
1
2.
Gelas kimia 100 mL
2
3.
Termometer
1
4.
Gelas ukur 10 mL
1
5.
Pengukur waktu
1
6.
Pembakar spirtus
1
7.
Kaki tiga + kasa
1
8.
Korek api
1
9.
Larutan Na2S2O3 0,1 M
40 mL
10.
Larutan HCL 1 M
10 mL

Cara Kerja :
a.       Buatlah tanda silang pada sehelai kertas.
b.      Masukkan 20 mL larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia. Letakkan gelas kimia tersebut di atas kertas yang bertanda silang. Ukur suhu larutan dan catat.
c.       Tambahkan 5 mL  larutan HCL 0,1 M. Ukur dan cata waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCL sampai tanda silang tidak t erlihat lagi.
d.      Maukkan 20 mL larutn Na2S2O3  0,1 M ke dalam gelas kimia yang lain.
e.       Panaskan hingga 100C di atas suhu semula. Catat suhu tersebut. Letakkan gelas kimia diatas kertas yang bebrtanda silang.
f.       Tambahkan 5 mL larutan HCL 0,1 M. Ukur dan catat waktu yang diperlukan sejak penambahan larutan HCL sampai tanda silang tidak terlihat lagi.


3.4. KATALIS
No.
Alat / Bahan
Jumlah
1.
Labu Erlenmeyer
3
2.
Balon
3
3.
Gelas ukur 25 mL
1
4.
Pengukur waktu
1
5.
Larutan NaCl 0,1 m
1 mL
6.
Larutan FeCl3
1 mL
7.
Larutan H2O2
20 mL

Cara kerja :
a.       Masukkan masing - masing 10 mL larutan H2O2 0,1 M ke dalam dua gelas kimia. Amati kecepatan timbulnya gelembung gas pada kedua gelas itu dan catat.
b.      Tambahakan 10 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia I dan 2 tetes larutan FeCl3 0,1 M ke dalam gelas kimia II.
c.       Pasangkan balon dengan cepat pada mulut Erlenmeyer. Catatlah waktu sampai balon berdiri.













BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL PENGAMATAN
1. LUAS PERMUKAAN
No.
Batu pualam kepingan
Batu pualam serbuk
1.
Bereaksi selama 20 menit 12 detik.
Bereaksi selama 15 menit 45 detik.
2.
Terdadapat banyak gelembung.
Terdapay sedikit gelembung.
3.
Laju reaksi berlangsung dengan lambat.
Laju reaksinya berlangsung dengan cepat.
4.
Di dalam tabung reaksi terdapat embun.
Di dalam tabungreaksi terdapat butiran-butiran larutan HCl.

2.KONSENTRASI         
No.
1 molar + serbuk CaCO3 0,5 gram
2 molar + serbuk CaCO3 0,5 gram
1.
Gelembung yang dihasilkan sedikit dan tidak cepat habis.
Gelembung yang dihasilkan banyak dan cepat habis.
2.
Menyisakan endapan.
Tidak menyisakan endapan.
3.
Warna HCl keruh.
Warna HCl jernih.
4.
Waktu laju reaksi 12 menit.
Waktu laju raksi 20 sekon.
3. SUHU
No.
Percobaan 1
Percobaan 2
1.
Terdapat larutan Na2S2O3 0,1 M , sebelum dicampur dengan larutan HCl suhunya adalah 29, setelah dicampurkan dengan HCl suhunya pun tetap. Dengan waktu yang diperlukan untuk membuat tanda silang tak terlihat adalah 2 menit 31 detik.
Terdapat larutan Na2S2O3 0,1 M , sebelum dicampur dengan larutan HCl suhunya adalah 29, setelah dicampurkan dengan HCl suhunya menjadi 39. Dengan waktu yang diperlukan untuk membuat tanda silang tak terlihat adalah 40 detik.
4. KATALIS
No.
Larutan H2O2 dan NaCl
Larutan H2O2 dengan FeCl3
1.
Gelembung semakin besar dan banyak.
Gelembung banyak
2.
Berubah warna menjadi cokelat pekat.

3.
Terdapat uap panas.

4.
Pada saat uap semakin besar dan banyak warna larutan yang awalnya pekat kembali ke warna FeCl3, yaitu kuning terang.

5.
Suhu naik.

6.
Reaksi menjadi lebih cepat.

7.
Kecepatan gelembung relatif cepat.

4.2. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, telah dilakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor-faktor tersebut yaitu konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis.
ü  Pada percobaan pertama, dilakukan pengamatan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. Berdasarkan percobaan, kepingan batu pualam sebanyak 0,5 gram yang direaksikan degan HCl 1 M bereaksi lebih lambat dibandingkan dengan serbuk batu pualam yang direaksikan dengan HCl. Berdasarkan teori, serbuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan sebuah kepingan zat padat dengan massa yang sama, karena serbuk zat padat memiliki luas permukaan yang lebih besar. Suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. Tumbukan tersebut terjadi antara luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. Semakin luas permukaan suatu zat, semakin kecil ukuran partikel zat. Jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksipun akan berlangsung cepat.
ü  Pada percobaan kedua dilakukan pengamatan faktor laju reaksi, yaitu konsentrasi, yang dilakukan dengan mereaksikan serbuk CaCO3 bersama HCl yang konsentrasinya berbeda-beda. Pada konsentrasi yang rendah, yaitu 1 M, laju reaksi berjalan sangat lambat. Semakin ditingkatkan konsentrasi HCl, laju reaksi semakin berjalan cepat, yaitu saat konsentrasi dinaikkan menjadi 2 M. Hal ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. Jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat pula, begitu juga sebaliknya. Suatu larutan dengan konsentrasi pekat mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan dengan larutan yang berkonsentrasi kecil (encer), sehingga lebih mudah dan lebih sering bertumbukan. Itulah sebabnya, makin besar konsentrasi suatu larutan, maka semakin cepat pula laju reaksinya.
ü  Pada percobaan ketiga, dilakukan pengamatan terhadap suhu. Pencampuran antara HCl dengan Na2S2O3, sebanyak masing-masing 20 mL; 0,1 M, diperlukan waktu selama 2 menit 31 detik. Tetapi, saat suhu Na2S2O3 dinaikkan menjadi 39  ternyata memerlukan waktu lebih sedikit yaitu 40 detik saat pencampuran HCl. Hal ini disebabkan karena suhu turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil.
ü  Pada percobaan terakhir, dilakukan pengamatan katalis dalam laju reaksi. Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Dalam percobaan digunakan katalis H2O2, dimana tabung pertama dijadikan standar yang tidak diperlakukan apa-apa lalu mulai terbentuk gelembung. Namun, setelah tabung H2O2 ditambahkan NaCl 0,1 M atau FeCl3 0,1 M, waktu reaksi berlangsung sangat kontras. Pada penambahan FeCl3 reaksi berhenti lebih cepat daripada saat penambahan NaCl. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat katalis yang spesifik, yaitu hanya cocok pada substansi tertentu.
















BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat diketahui faktor-faktor yang mempengaryhi laju reaksi antara lain :
1.    LUAS PERMUKAAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahawa batu pualam serubuk lebih cepat larut dibandingkan dengan batu pualam kepingan. Dikarenakan partikel batu pualam serbuk lebih kecil sehingga luas permukaan bidang sentuh batu pualam serbuk lebih besar dari dibandingkan batu pualam kepingan . Semakin kecil luas permukaan , laju reaksi semakin cepat (semakin kecil partikel semakin cepat laju reaksi).
2.      KONSENTRASI
Semakin tinggi konsentrasi larutan maka reaksi yang dihasilkan akan semakin cepat.
3.      SUHU
Semakin tinggi suhu pada suatu larutan Na2S2O3 yang dicampurkan pada larutan HCl maka semakin cepat laju reaksi yang diperlukan umtuk menghilangkan tanda silang.
4.      KATALIS
Ø  Kecepatan gelembung pada suatu larutan dipengaruhi oleh katalis yang ikut bereaksi pada larutan tersebut.
Ø  Pada percobaan ini membuktikan katalis pada suatu reaksi akan kembali pada bentuk semula setelah reaksi selesai.
5.2. SARAN
Ø    Saat melakukan percobaan ini terutama untuk katalis harus lebih berhati-hati lagi. Ditakutkan terkena bahan kimia berbahaya.
Ø    Kita harus lebih teleiti dalam melakukan percobaan ini.agar hasilnya mendekati akurat.





DAFTAR PUSTAKA


Comments

Popular posts from this blog

makalah

contoh karya tulis